Jumat, 24 Juni 2011

SURIYANI SERUYAN

KEGIATAN WAKTU MAGANG DI PT. BGA WILAYAH I KECAMATAN ANTANG KALANG KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR KALIMANTAN TENGAH

bagi teman-teman yang sudah banyak membantu dan turut serta dalam kegiatan magang suriyani di PT. BGA wilayah I kotim , ulun suriyani mengucapkan banyakj terima kasih kepada buhan pian semuaan, tidak lupa mengucapkan terima kasih pada stap-stap kantor dan kebun di PT. BGA wilayah I yang turut membantu dalam kegiatan magang suriyani. terima kasih.


Kamis, 09 Juni 2011

LAPORAN MAGANG SURIYANI DI PT. BGA WILAYAH I KECAMATAN ANTANG KALANG KALIMANTANTENGAH


I.              PENDAHULUAN


1.1              Latar Belakang
Kelapa Sawit berdasarkan bukti-bukti yang ada berasal dari Negeria Afrika Barat, namun ada pula yang menyatakan bahwa tanaman tersebut berasal dari Amerika yakni dari Brasilia. Zeven (Nama Orang)  menyatakan bawa tanaman Kelapa Sawit berasal dari Dataran Tersier, yang merupakan dataran  penghubung yang terletak diantara Afrika dan Amerika. Kedua dataran ini kemudian terpisah oleh lautan menjadi Benua Afrika dan Amerika sehingga tempat asal komuditas Kelapa Sawit ini tidak lagi dipermasalahkan orang.
Kelapa Sawit (Elais gueenensis jacq) saat ini telah berkembang pesat di Asia Tenggara khususnya Indonesia dan Malaysia dan justru bukan di Afrika Barat atau Amerika yang dianggap sebagai daerah asalnya. Masuknya bibit Kelapa Sawit ke Indonesia pada tahun 1948 hanya sebanyak 4 batang yang berasal dari Buorbon (Mauritius) dan Amsterdam. Keempat bibit Kelapa Sawit tersebut ditanam dikebun Raya Bogor dan disebarkan ke Deli Sumatra Utara.
Pengembangan kelapa sawit di Indonesia sebagai suatu komoditas perkebunan selalu dilakukan oleh perkebunan besar yang dimiliki baik oleh pemerintah dalam bentuk perkebunan besar negara (PBN) maupun oleh perusahaan swasta dalam bentuk perkebunan besar swasta (PBS). Pada masa kolonial belanda, perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia seluruhnya dimiliki oleh perusahaan swasta asing. Ada beberapa alasan, mengapa perkebunan kelapa sawit tidak muncul dikalangan masyarakat petani. Salah satu alasan yang penting adalah karena membangun perkebunan kelapa sawit membutuhkan sumber daya modal yang besar dan teknologi yang mahal. Sampai saat ini belum ditemukan suatu teknologi yang sederhana yang bisa digunakan oleh petani untuk memproses buah kelapa sawit menjadi minyak sawit yang siap untuk dipasarkan oleh petani.
Secara garis besar, teknik budidaya tanaman kelapa sawit meliputi pengadaan  bibit, pembukaan lahan, pembuatan rancangan kebun, penanaman bibit kelapa sawit, penanaman tanaman penutup tanah, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan, dan pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM). Pembibitan merupakan kegiatan awal dilapangan yang bertujuan untuk mempersiapkan bibit siap tanam. Pembibitan harus sudah disiapkan sekitar satu tahun sebelum penanaman dilapangan, agar bibit yang ditanam tersebut memenuhi syarat, baik umur maupun ukuran. tanaman kelapa sawit sering ditanam pada berbagai kondisi areal sesuai dengan ketersedian lahan yang akan dibuka menjadi perkebunan kelapa sawit. cara membuka lahan untuk tanaman kelapa sawit disesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia.
1.      Bukaan  baru  pada hutan primer, hutan sekunder, semak belukar atau areal yang ditumbuhi ilalang.
2.      Konversi, yaitu penanaman pada areal yang sebelumnya ditanami dengan tanaman perkebunan seperti karet, kelapa, atau komoditas tanaman perkebunan lainnya.
3.      Bukaan ulangan yaitu areal yang sebelumnya juga ditanami kelapa sawit.
Setelah pembukaan lahan selesai, langkah selanjutnya adalah membuat rancangan untuk menetapkan lokasi-lokasi emplesement, perumahan bagi karyawan, dan pekerja kebun, jalan-jalan kebun, jembatan, dan juga suatu areal sudah dapat mulai disiapkan untuk rencana penanaman. Kegiatan penanaman terdiri atas pengajiran, pembuatan lubang tanam dan menanam.
Penanaman tanaman penutup tanah biasa dilaksanakan diperkebunan kelapa sawit. Tanaman penutup tanah adalah tanaman kacangan yang ditanam untuk menutup tanah yang terbuka diantara kelapa sawit karena belum terbentuk tajuk yang dapat menutup permukaan tanah. Penanaman tanaman kacangan penutup tanah bertujuan untuk memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah terjadinya erosi, mempertahankan kelembapan tanah dan menekan tumbuhan pengganggu.
Tanaman belum menghasilkan (TBM) adalah tanaman kelapa sawit yang berada pada umur mulai ditanam hingga berumur kurang lebih 2,5- 3 tahun. Kegiatan yang dilakukan pada saat tanaman belum menghasilkan seperti penyulaman, pembuatan dan pemeliharaan piringan, pemeliharaan tanaman kacangan penutup tanah, pemupukan, pemangkasan daun, kastrasi bunga, penyerbukan bantuan,  pengendalian hama dan penyakit.
Pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) merupakan kegiatan pemeliharaan lanjutan  tanaman belum menghasilkan. Beberapa kegiatan pemeliharaan tanaman menghasilkan adalah pengandalian gulma, pemupukan, penjarangan, pemeliharaan jalan, dan pengandalian hama serta penyakit.
Panen merupakan titik awal dari produksi dan terkait erat dengan kegiatan budidaya, Khususnya pemeliharaan tanaman. Dalam keadaan normal dan dengan dilaksanakanya pemeliharaan yang baik, pada tahun kedua tanaman kelapa sawit telah menunjukkan pembungan, walaupun buah yang terbentuk belum dapat diolah karena ukurannya masih terlalu kecil. Memasuki umur sekitar 30 bulan, tanaman kelapa sawit, terutama varietas tenera, umumnya telah menunjukkan kesiapan untuk dipanen bila ukuran tandan buahnya telah mencapai berat 3 Kg atau lebih. Produksi adalah hasil yang diperoleh dari panen setelah melalui proses pascapanen dan pengolahan. keberhasilan panen dan produksi tergantung pada kegiatan budidaya ditambah dengan  kegiatan prasarana  dan sarana  untuk kegiatan transportsi, pengolahan, organisasi ketenagaan dan faktor penunjang lainnya. Hasil panen kelapa sawit adalah tandan buah segar, produksinya berbentuk minyak sawit kasar ( crude palm oil ) dan inti ( cernel ), yang merupakan bahan indusri yang sangat penting karena kegunaannya yang sangat luas.
Hasil panen berupa tandan buah segar (TBS) harus segera diolah menghasilkan minyak kelapa sawit bermutu tinggi. Pengolahan buah kelapa sawit menjadi minyak memerlukan pabrik pengolahan. pabrik pengolahan akan mengolah seluruh hasil panen yang diperoleh pada hari itu. Untuk mencapai hal itu, pabrik pengolahan harus memilki kapasitas pengolahan yang sesuai dengan produksi maksimum TBS. Secara umum, kapasitas pabrik maksimum diperhitungkan sebesar 12,5 % dari produksi tahunan dengan asumsi dalam satu bulan pabrik beropersi selama 25 hari  dan setiap harinya bekerja  selama 20 jam dengan demikian. kapasitas pabrik ( ton/ jam )dapat dirumuskan dengan formula sebagai berikut :
                        Total produksi setahun x 12,50 %
Kapasitas pabrik =                                              x 1 Ton TBS
                                                25 x 20 x1 jam
 
                                                                                                           
Kapasitas pabrik ini tidak sepanjang waktu dalam satu tahun beroperasi dalam kapasitas maksimum, tetapi ada saatnya berada pada kapasitas minimum, optimum, atau maksimum sejalan dengan kapasitas produksi TBS di kebun. kapasitas maksimum ini dalam satu tahun biasanya berjalan selama 2 – 3 bulan, yaitu pada saat terjadinya kapasitas produksi TBS puncak di kebun yang bersangkutan.
Pengolahan kalapa sawit bertujuan untuk memperoleh minyak kalapa sawit mentah (CPO) dan inti ( Cernel ) yang kualitasnya baik. untuk mencapai hal ini pabrik pengolahan harus dipersiapkan dengan baik, demikian pula halnya dengan tandan buah segar yang akan diolah. perlu ditekankan kembali bahwa didalam penyediaan TBS yang akan diolah perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : TBS telah matang panen, mengurangi sekecil mengkin terjadi jumlah brondolan, pengangkutan dilaksanakan dengan lancar dan baik, mengurangi sekecil mungkin terbawa pasir  dan benda keras, serta dilaksanakan pengolahan sesegera mungkin ( paling lambat 8 jam sejak TBS dipanen ). Secara garis besar proses pengolahan kelapa sawit dilaksanakan mengikuti urutan yaitu 1).Pengangkutan dan penerimaan TBS, 2).Perebusan buah, 3).Pelepasan buah, 4).Pelumatan buah, 5).Pengeluaran minyak, 6).Pemurnian, 7). Pengolahan inti sawit.

1.2       Perumusan Masalah
1).   Apakah penerapan prosedur budidaya tanaman kelapa sawit diperkebunan kelapa sawit sebanding dengan materi yang didapat mahasiswa selama perkuliahan.
2).   Apakah selama kegiatan magang mahasiswa lebih banyak mendapatkan imformasi mengenai teknik dan prosedur budidaya tanaman kelapa sawit.

1.3       Tujuan Kegiatan Magang
1)        Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa mengenai teknik budidaya tanaman kelapa sawit.
2)        Untuk study banding terhadap materi yang didapat mahasiswa diperkuliahan dengan materi yang didapat dilapangan mengenai teknik budidaya tanaman kelapa sawit.
3)        Salah satu syarat penyelesaian tugas akhir mahasiswa.








II.                TINJAUAN PUSTAKA


2.1              Tinjauan Umum Tanaman Kelapa Sawit
Menurut Setyamidjaja, D (2006) tanaman kelapa sawit ( Palm Oil) termasuk tanaman monokotil yang secara taksonomi dapat diuraikan sebagai berikut :
Ordo                 :      Palmales
Famili                :      Palmaceae
Genus                :      Elaeis
Spesies              :      1. Elaeis guineensis  Jacq ( kelapa sawit Afrika)
2. Elaeis melanococca atau Coroza oleifera (kelapa sawit Amerika Latin )
Varietas/ Tipe    :      digolongkan berdasarkan :
1.      Dalam tebal tipisnya cangkang (endocarp): dikenal ada tiga varietas/ tipe, yaitu : Dura, Pisifera, Tenera.  
2.      Warna buah: dikenal tiga /tipe yaitu: Nigrescens, Virescens, Albescens.
Kelapa sawit berbentuk pohon. Tingginya dapat mencapai 24 m. Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi. Seperti jenis palma lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip. Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya agak mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelepah yang mengering akan terlepas sehingga penampilan menjadi mirip dengan kelapa (Risza, 2006).
Menurut Setyamidjaja (1991) pertumbuhan kelapa sawit dibedakan atas dua fase pertumbuhan yaitu fase pertumbuhan vegetatif dan fase pertumbuhan generatif, fase pertumbuhan vegetatif meliputi akar, batang, dan daun, sedangkan fase pertumbuhan generatif meliputi pembentukan bunga dan buah.
Tanaman kelapa sawit mempunyai akar serabut. Akar kelapa sawit tumbuh ke bawah dan ke samping membentuk akar primer, sekunder, tersier, dan akar kuarter. Akar primer tumbuh ke bawah sampai batas permukaan air tanah. Sedang akar Sekunder, Tersier, dan Kuarter menuju ke lapisan atau ke tempat yang banyak mengandung zat hara. Disamping itu akan tumbuh pula akar napas yang timbul diatas permukaan air tanah atau didalam tanah dengan aerasi baik. Akar kuarter berfungsi sebagai penyerap makanan. Fungsi utama akar adalah sebagai penyerap hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Selain itu, sebagai penyangga berdirinya tanaman sehingga mampu menyokong tegaknya tanaman pada ketinggian yang mencapai puluhan meter hingga tanaman berumur 25 tahun (Fauji dkk, 2005).
Karena tanaman kelapa sawit termasuk tanaman monokotil, maka batangnya tidak mempunyai Cambium dan tidak bercabang. Batang berbentuk silinder dengan diameter antara 20-75 cm atau tergantung pada keadaan lingkungan. Tinggi batang bertambah kira-kira 25-45 cm per tahun tetapi dalam kondisi lingkungan yang sesuai dapat mencapai 100 cm per tahun. Tinggi maksimum tanaman kelapa sawit yang ditanam di perkebunan adalah 15-18 m, sedangkan di alam mencapai 30 m, karena tanaman terlalu tinggi akan menyulitkan pemetik buah, maka perkebunan kelapa sawit menghendaki tanaman yang bertambah tinggi batangnya sedikit. Batang berfungsi sebagai penyangga tajuk serta menyimpan dan mengangkut makanan (Fauji dkk, 2005).
Susunan daun kelapa sawit mirip dengan daun kelapa yaitu membentuk susunan majemuk. Daun-daun tersebut akan membentuk pelepah daun yang panjang dapat mencapai 7,5 – 9 m, jumlah anak daun pada setiap pelepah berkisar antara 250-400 helai. Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat. Pada tanah yang subur daun akan cepat membuka sehingga makin efektif dalam menjalankan fungsinya sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Fauji dkk, 2005).
Kelapa sawit sudah mulai berbunga pada umur sekitar 2 tahun, tanaman ini merupakan tanaman berumah satu, artinya pada satu tanaman terdapat bunga jantan dan betina yang masing-masing terangkai dalam satu tandan. Rangkaian bunga akan muncul dari pelepah. Bunga kelapa sawit berumah satu (monoecious). Pada satu batang terdapat bunga jantan dan bunga betina yang letaknya terpisah pada tandan bunga yang berbeda. Sering kali terdapat pula tandan bunga yang mendukung bunga jantan (Hermafrodit). Tandan bunga terletak diketiak daun, mulai tumbuh setelah tanaman berumur sekitar satu tahun. Primordia (bakal) bunga terbentuk sekitar 33 – 34 bulan sebelum bunga matang (Fauzi dkk, 2005; Setyamidjaja, 1991).
Kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu (monoecious), artinya bunga jantan dan betina terdapat dalam satu tanaman dan masing-masing terangkai dalam satu tandan, serta memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan bentuknya lonjong memanjang dengan ujung kelopak agak meruncing dan garis tengah bunga lebih kecil, sedangkan bunga betina bentuknya agak bulat dengan ujung kelopak agak rata dan garis tengah lebih besar (Fauji dkk, 2005).
Cangkang
Buah terdiri dari tiga lapisan yaitu : eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin, mesoskarp, serabut buah, endoskarp, cangkang pelindung inti. Warna buah kelapa sawit tergantung pada varietas dan umurnya.
Endoskarp
 




Gambar 1. Buah Kelapa Sawit
Buahnya yang masih muda berwarna hijau pucat, kemudian berubah menjadi hijau kehitaman, semakin tua warna cerah kuning (jingga) mulai dari penyerbukan sampai buah matang diperlukan waktu kurang lebih 5-6 bulan, cuaca kering yang terlalu panjang dapat memperlambat pematangan buah (Setyamidjaja, 1991).
Menurut Setyamidjaja (1991) secara anatomi bagian-bagian buah kelapa sawit dari luar kedalam adalah sebagai berikut: (a) Epikarpium, yaitu kulit yang keras dan licin; (b) Mesokarpium, yaitu daging buah yang berserabut dan mengandung minyak dengan rendemen paling tinggi (tinggi rendahnya kandungan minyak kelapa sawit tergantung pada umur dan varietas tanaman kelapa sawit). Biji juga mempunyai bagian: (1) Endokarpium (kulit biji), berwarna hitam dan keras; (2) endosperm (kernel atau daging biji), berwarna putih dari bagian akar dihasilkan minyak inti sawit setelah melalui ekstraksi.; (3) lembaga atau embrio.
Berdasarkan ketebalan cangkangnya kelapa sawit dibagi menjadi yaitu jenis Dura, Pisifera dan Tenera. Dura merupakan jenis kelapa sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal. Buah kelapa sawit jenis ini tandan buahnya besar dan kandungan minyak per tandannya berkisar 18%, namun demikian kelapa sawit jenis ini dianggap dapat memperpendek umur mesin pengolah. Kelapa sawit jenis Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang, namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Kelapa sawit jenis Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan Pisifera. Kelapa sawit jenis ini dianggap bibit unggul, sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil.  Kelapa sawit jenis Tenera unggul persentase daging per buahnya dapat mencapai 16-18% dan kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 22-24% (Fauji dkk, 2005).
Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Menurut Fauji dkk. (2005), Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga termurah, rendah kadar sterol, dan kandungan karoten  yang lebih dari pada jenis-jenis minyak nabati lainnya.

2.2       Ekologi Kelapa Sawit
Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yang umumnya dapat tumbuh di daerah antara 12o Lintang Utara 12o Lintang Selatan. Curah hujan optimal yang dikehendaki antara 2.000-2.500 mm per tahun dengan pembagian yang merata sepanjang tahun. Lama penyinaran matahari yang optimum antara 5-7 jam per hari, dan suhu optimum berkisar 24-38oC. Ketinggian diatas permukaan laut yang optimum berkisar 0-500 meter (Risza, 2006).
Tanaman kelapa sawit membutuhkan intensitas cahaya matahari yang cukup tinggi untuk melakukan fotosintesis, kecuali pada kondisi juvenile dipre- nursery. Pada kondisi langit cerah di daerah zona khatulistiwa, intensitas cahaya matahari bervariasi 1.410- 1.540 J/cm2/ hari. Intensitas cahaya matahari sebesar 1.410 terjadi pada bulan Juni dan Desember, sedangkan 1.540 terjadi pada bulan Maret dan September. Dengan semakin jauhnya suatu daerah dari khatulistiwa misalnya pada daerah 10° LU-  intensitas cahaya matahari akan turun dan berkisar 1.218 sampai 1.500 J/cm2/ hari. intensitas 1.218 terjadi pada bulan desember, sedangkan 1.500 terjadi pada priode Maret- September (Pahan. I, 2006 )
Intensitas cahaya matahari optimum yang diperlukan oleh tanaman bervariasi menurut jenis tanaman. Salah satu akibat dan pengaruh kualitas dari intensitas dan lama penyinaran adalah perubahan morfologi dan fisiologi tanaman (Geise, 1973; Hartley, 1977 dalam Sastrosayono, 2005). Cahaya matahari mendorong pembentukan bunga, pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan buah Menurut (Corley, 1976 dalam Sastrosayono, 2005) berkurangnya lama penyinaran matahari akan mengurangi asimilasi (karbohidrat) dan mengurangi jumlah bunga betina.
Kelapa Sawit dapat tumbuh diberbagai jenis tanah antara lain. Tanah  Padsolik Coklat, Padsolik Kuning, Padsolik Coklat Kekuningan, Padsolik Merah Kuning, Hidromorfik Kelabu, Alluvial, Regosol, Gley Humik, Organosol (Tanah Gambut) (Risza.S, 1994 ).
Keasaman tanah (pH) sangat menentukan ketersediaan dan keseimbangan unsur-unsur hara dalam tanah. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH tanah 4 – 6,5 sedangkan pH optimum berkisar 5-5,5. Permukaan air tanah dan pH sangat erat kaitannya dengan ketersediaan hara yang dapat diserap oleh akar (Risza.S, 1994 ).
Habitat asli tanaman kelapa sawit adalah daerah semak belukar. Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis. Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm tahun-1, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan tahunan mempengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit. Suhu optimum tanaman kelapa sawit sekitar 24 – 28 0C untuk dapat tumbuh dengan baik. Meskipun demikian, tanaman masih bisa tumbuh pada suhu 18 0C dan tertinggi 32 0C (Fauji dkk, 2005).

III.             BAHAN DAN METODE


3.1       Waktu dan Tempat
Pelaksanaan magang ini berlangsung selama 2 bulan mulai tanggal 27 September 2010 sampai tanggal 27 Nopember 2010. bertempat di PT. Karya Makmur Bahagia ( KMB ), Bumitama Gunajaya Agro Plantation Grup Wilayah I, Sungai Mentaya Estate (SME), Divisi I, Kecamatan Antang Kalang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Profensi Kalimantan Tengah.

3.2       Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam Kegiatan ini adalah kebun tempat magang, buku-buku pedomen teknik budidaya tanaman kelapa sawit, sedangkan alat yang digunakan berupa buku untuk catatan kecil, pulpen, kamera, dan lembaran pertanyaan.

3.3       Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan adalah dengan ikut terjun mengikuti kegiatan dilapangan meliputi pembukaan lahan baru ( Land Clearing ), pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) seperti pemupukan dan pengendalian gulma, dan pemanenan, serta mempelajari pengolahan TBS di pabrik kelapa sawit. Kemudian membandingkan materi yang didapat diperkuliahan dengan dilapangan, apabila terdapat perbedaan atau materi yang didapat tidak pernah diperoleh menanyakan kepada pembimbing magang dengan menulisnya dilembar pertanyaan atau buku catatan kecil dan mencatatat jawaban yang diberikan,serta memotret suatu kegiatan atau benda yang dianggap penting untuk menambah imformasi.

3.4       Pelaksaan Magang
Kegiatan magang mahasiswa dibimbing langsung oleh pembimbing teknis lapangan, seperti Asisten Divisi atau Asisten Kebun. Pelaksanaan setiap tahapan kegiatan dilakukan dengan cara mengamati, dan berpartisipasi langsung pada segala kegiatan yang dilakukan oleh pihak perusahaan baik di lapangan atau kantor serta menanyakan hal yang kurang jelas tentang kegiatan tersebut
Tabel 1.  Jadwal pelaksanaan magang berdasarkan lokasi kegiatan
No.
Lokasi Kegiatan
Waktu (bulan)
September
(Minggu ke-)
Oktober
(Minggu ke-)
Nopember
(Minggu ke-)
IV
I
II
III
IV
I
II
III
1
Land Clearing








2
Panen








3
Pemupukan (TM)








4
Chemist (TM)








5
Tanaman Menghasilkan
-   pemeliharaan jalan
-   pembuatan silfit









6
PKS










3.5       Analisis Data
Data hasil pengamatan dalam kegiatan magang ini disajikan dalam bentuk Foto-foto, Tabel dan Deskriptif kegiatan.




















IV.             KEADAAN UMUM PERUSAHAAN


4.1       Gambaran Umum PT. KMB BGA Wilayah I
            PT. Karya Makmur Bahagia adalah salah satu perusahaan perkebunan terbesar di Kalimantan Tengah yang memilki 6 cabang anak perusahaan salah satunya PT. Bumitama Gunajaya Agro Wilayah I. PT.BGA Wilayah I ini memiliki luas hak guna usaha (HGU) wilayah kurang lebih 15.776,64 Ha. PT. BGA Wilayah I memiliki 5 Estate, yaitu :
Tabel 2. Luas Kebun PT. KMB BGA Wilayah I
No.
PT. KMB BGAWILAYAH I
Jumlah
Divisi
Hak Guna Usaha/
Luas wilayah
1.
2.
3.
4.
5.
BAE ( Beringin Agung Estate )
GME (Gunung Makmur Estate)
SME (Sungai Mentaya Estate)
MAE (Mulia Agung Estate)
BME (Bukit Makmur Estate)
3
7
4
3
4
3541.89 Ha
2601,53 Ha
5204,33 Ha
2345,89 Ha
2083 Ha

            PT. KMB BGA Wilayah I memilki sebuah pabrik pengolahan buah kelapa sawit dengan kapasitas 75 ton/jam. Yaitu Pabrik Gunung Makmur Factory (GMF) yang terletak di Desa Rantau Tampang Km 8.
            PT. KMB BGA Wilayah I memilki Estate yaitu Sungai Mentaya Estate yang terdiri dari 4 divisi salah satunya adalah divisi I yang memilki luas wilayah 689,03 Ha yang terdiri dari 26 Blok, dengan tahun tanam dari tahun 1999, 2000, 2002 dan 2003. Dengan populasi tanaman kelapa sawit 74.488 pokok. 
            PT. KMB BGA Wilayah I terletak di desa Rantau Tampang Kecamatan Antang Kalang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

4.2 Struktur Manajemen Sungai Mentaya Estate
            Struktur Managemen dari Sungai Mentaya Estate adalah sebagai berikut !
Estate Manager
Bongkar Muat
Asisten Kebun
Asisten Divisi
Krani Panen
Mandor I
Krani Divisi
Mentri Tanaman
Mandor Panen
Mandor Tansport
Mandor Perawatan
 












            Estate Manager bertindak  sebagai atasan yang mengatur dan mengontrol semua kegiatan asisten-asisten divisinya yang diberi tanggung jawab atas suatu divisi. ASKEP bertugas sebagai tangan kanan Estate Manager yang mewakili mengontor asisten-asisten divisi dan semua kegiatannya didivisi. Asisten divisi adalah seseorang yang diberi tanggung jawab sebagai pimpinan suatu divisi dan mengontrol dan menyelesaikan masalah dalam divisinya. Mantri Tanam adalah seseorang yang diberi tanggung jawab untuk memonitor semua kegiatan didalam divisi-divisi baik itu penanaman, pemupukan, chemist, penen, bongkar muat dan kegiatan lainya. Krani Panen adalah beberapa orang yang diberi tanggung jawab untuk mengontrol, maupun mengecek buah yang telah dipanen oleh pemanen, baik itu berupa jumlah buah, pemanen, mutu buah, kriteria matang buah dan lain sebagainya. Mandor I adalah seorang yang diberi tanggung jawab sebagai tangan kanan asisten divisi untuk mengontrol kegiatan didivisi. Krani Divisi adalah seseorang yang diberikan tanggung jawab untuk melaporkan hasil kenerja semua kegiatan didivisi kekantor pusat perusahaan, baik itu jumlah panen hari tersebut, jumlah Truk yang mengantar TBS ke PKS, jumlah tanam, pupuk dan chemist. Mandor Panen adalah seorang yang diberi tanggung jawab untuk untuk mengotrol dan mengawasi kegiatan pemanen dilapangan dan menentukan lokasi yang akan dipanen. Mandor Transpot adalah seseorang yang diberi tanggung jawab untuk mengontol semua kegiatan transpot baik itu Truk pengantar TBS, truk pengangkut pupuk dan transpot lainya. Mandor Perawatan adalah seseorang yang diberi tanggung jawab untuk mengontrol dan mengawasi semua kegiatan diperawatan  seperti pemupukan, chemist, rawat jalan, dan penanaman. Bongkar Muat adalah karyawan yang diberi tanggung jawab untuk memuat TBS yang sudah dipanen dilapangan kedalam truk pengangkut ke TPH induk maupun yang Ke PKS.


            Lokasi dari Divisi I SME PT. KMB BGA adalah sebagai berikut :
Lokasi divisi IV  di Peta SME
Lokasi divisi II  di Peta SME
Lokasi divisi III  di Peta SME
Jalan Trans Kalimantan
( Jalan Protokol )

Jalan Trans Kalimantan
( Jalan Protokol )

Lokasi divisi I  di Peta SME
 
Gambar 2. Peta Wilayah Sungai Mentaya Estate












V.                HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1                  Kegiatan di Land Clearing
Gambar 3. Lahan yang akan dibuka
Tanaman kelapa sawit sering ditanam pada berbagai kondisi areal sesuai dengan ketersediaan lahan yang akan dibuka menjadi perkebunan kelapa sawit. Cara membuka lahan untuk tanaman kelapa sawit disesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia.
1.        Bukaan baru (new planting) pada hutan primer, hutan sekunder, semak belukar atau areal yang ditumbuhi ilalang.
2.        Konversi yaitu penanaman pada areal sebelumnya, secara alami dengan tanaman perkebunan lainnya seperti karet, kalapa, atau komuditas tanaman perkebunan lainnya.
3.        Bukaan ulangan yaitu areal yang sebelumnya juga ditanami kelapa sawit.
Mengingat areal kabun kelapa sawit yang cukup luas, pembukaan lahan dapat dilaksanakan sekaligus atau secara bertahap. Namun yang terpenting adalah keadaan kebun yang sudah siap dipanen dan dapat memasok buah yang akan diolah ketika pabrik tersebut sudah siap berproduksi.
1.      Pembukaan lahan secara mekanis
Gambar 4. Pembukaan dengan menggunakan alat berat
Pembukan secara mekanis dilakukan pada areal hutan dan konversi yang ditumbuhi oleh pohon-pohon besar. Pembukaan lahan tersebut dilakukan sebagai berikut:
a)        Babad pendahuluan yaitu membabat dan memotong pohon kecil dan semak-semak belukar yang tumbuh dibawah pepohonan yang besar ( hutan primer).
b)        Menumbang yaitu memotong pohon-pohon besar yang berdiameter diatas 10 cm yang menggunakan gergaji mesin, atau kapak. Tinggi penebangan biasanya diatas 40 cm, menumbang harus dilakukan sekitar 2-4 bulan sebelum saat  dilakukan tahapan berikutnya.
c)        Merencek yaitu memotong cabang atau ranting kayu yang sudah tumbang untuk memudahkan penumpukan
d)       Merumpuk yaitu pengumpulan dan menumpuk hasil tebangan atau rencekan biasanya memanjang arah utara selatan agar mendapat sinar matahari secukupnya dan cepat menjadi kering, jarak antara rumpukan diatur sekitar 50-100 meter.
e)        Membakar yaitu membakar rumpukan agar areal bersih dari bahan yang tidak dibutuhkan, pembakaran harus dilakukan terorganisir agar tidak meluas.
f)         Pembukaan lahan secara mekanis dapat juga dilaksanakan dengan menggunakan alat-alat mekanisasi seperti Bolduzer bila keadaan memungkinkan. Keuntungannya adalah hasilnya lebih bersih karena tunggul besar langsung terbongkar sampai keakarnya.

5.1.1        Tindakan Pengawetan Tanah
Tanah yang dapat ditanami dengan kelapa sawit adalah tanah dengan kemiringan maksimal 45°. Menurut derajat kemiringannya tanah dalam batas kemiringan 0°- 45° dibagi atas 4 golongan yaitu;
1.        Tanah
a)        Tanah rata yaitu sudut kemiringannya 0°34'. Slopenya <1%- 6%.
b)        Tanah agak miring yaitu sudut kemiringannya 0°34'- 3°26'. Slopenya 1% - 6%.
c)        Tanah miring yaitu sudut kemiringnya 4°-28°34'. slopenya  7% - 54%.
d)       Tanah sangat miring yaitu sudut kemiringnnya 31°26'-45°. Slopenya 61% - 100%.
e)        Tanah terjal yaitu sudut kemiringannya diatas 33°45'. Slopenya diatas 75 % ( tidak dianjurkan untuk lahan sawit).
2.        Teras
a)        Teras kontur dapat dibuat dengan alat borduzer; lebar teras 4 m dengan kemiringan 15°.
b)        Teras kontur jika dibuat secara manual lebarnya cukup radius 2 m dengan kemiringan 10°.
c)        Teras individu (tapak kuda ) dibuat secara manual dengan diameter 2 m dengan kemiringan 10°
d)       Pembuatan teras kontur harus disesuaikan dengan jarak tanam dan kemiringan 10°
e)        Teras kontur harus benar-benar rata atau timbang air agar pada saat pemupukan, pupuknya tidak hanyut terbawa air.
f)         Baik pembuatan teras kontur maupun teras individu harus didahului dengan pemancangan.
g)        Pada bibir teras perlu dibuat benteng kecil setinggi 10 cm dan lebar 30 cm, kemudian tanah dipadatkan dengan geblokan.
h)        Setiap 3 tahun sekali diadakan rehabilitasi teras sampai tahun ke-6 (yang berarti 2 kali rehabilitasi).


3.        Benteng
Jenis benteng penahan erosi dan benteng jalan (benteng jalan hanya dibuat pada daerah-daerah yang dibutuhkan saja). Penempatan benteng penahan erosi dibuat pada areal tanah agak miring dan bibir Jurang. Ukuran penahan benteng erosi dibuat berbentuk trapezium (penampang melintang).
4.        Parit
Klasipikasi parit :
1.        Parit I ukuran dasar 180 cm: adalah parit pembuangan kekanal atau kesungai.
2.        Parit II ukuran dasar 90- 100 cm; adalah parit penyaluran dari parit III dan IV.
3.        Parit III ukuran dasar 60 -90 cm ; adalah parit penyaluran air dari parit IV.
4.        Parit IV ukuran dasar 30-60 cm ; adalah parit penyaluran air dari lapangan
5.        Kanal ukuran dasar >180 cm- 4 m ; adalah saluran yang sengaja dibuat untuk pembuangan air dari parit keluar kebun.
6.        Sungai ukuran dasar > 180 adalah saluran air yang dibuat secara alami berfungsi membuang air keluar kebun.



5.1.2    Pembuatan Jalan di Land Clearing.
Gambar 5. Pembuatan jalan dipembukaan lahan baru
1.      Jenis Jalan.
a.       Jalan protokol ( Acess road ): Jalan yang menghubungkan  kebun Pabrik dengan jalan negara / umum.
b.      Jalan utama (Main Road) : jalan penghubung antar  divisi ke PKS.
c.       Jalan pengumpul (Colection Road) : jalan yang mengelilingi, membatasi dan membagi blok serta dipergunakan untuk transport hasil & kontrol.
d.      Jalan bantu : Jalan tambahan yang di pergunakan untuk mendukung jalan colletion, biasanya pada areal berbukit atau lowland.







e.       Ukuran Jalan / Pasar
Tabel 2. Ukuran jalan-jalan diperkebunan kelapa sawit umumnya
Nama jalan
Ukuran
Lebar bersih
Bahu jalan
Parit
Jalan Protokol
12
9
2
1

Jalan Utama
9
6
2
1

Jalan pengumpul
7
5
1
1

Jalan bantu
5
3
1
1

1.        Pembuatan jalan
Gambar 6. Pembuatan jalan didalam blok
a)         Jalan penghubung utama dan jalan primer dibuat dengan Buldozer, Top Soil digusur membentuk badan jalan sesuai dengan kopi jalan yang sudah ditentukan. Propel jalan berbentuk cembung atau batok mengkurap dan kanan kiri jalan dibuat parit. Pembuatan parit dapat dilakukan dengan exsavator selanjutnya untuk meratakan dan membentuk propel batok mengkurap dapat dilakukan dengan alat Grader. Akhirnya dipadatkan dengan Kompraktor.
b)        Semua pembuatan jalan dengan alat berat prinsipnya sama, khusus jalan penghubung utama dan jalan primer dibuat pengerasan dengan batu karena jalan ini harus kuat dan sering dilewati.
c)         Jalan sekunder atau jalan produksi tidak perlu dibuat pengerasan dengan batu tetapi cukup dibuat dan dirawat dengan Greder. Rotasi 6 bulan sekali, Kecuali dibeberapa tempat tertentu diperlukan juga pengerasan misalnya jalan tanjakkan yang curam dan tempat-tempat tertentu yang daya dukungnya lemah.

5.1.3    Jarak Tanam dan Pemancangan
Setelah pembukaan lahan selesai dikerjakan, suatu blok/ areal sudah dapat disiapkan untuk rencana pelaksanaan penanaman. Pengajiran atau memancang adalah menentukan tempat-tempat yang akan ditanam bibit-bibit kelapa sawit sesuai dengan jarak tanam dan hubungan tanaman yang dipakai dalam penanaman kelapa sawit. Letak ajir (pancang) harus tepat, sehingga terbentuk barisan ajir yang lurus dilihat dari segala arah, dan kelak setiap individu tanaman pun akan lurus teratur serta memperoleh tempat tumbuh yang sama luasnya. Dalam keadaan yang demikian, tanaman mempunyai ruang untuk tumbuh dan berkembang dalam kondisi yang tidak berbeda.
Sistem jarak tanam yang digunakan ditentukan oleh beberapa pertimbangan, yaitu varietas/klon yang ditanam, kerapatan tanaman (populasi)/ha yang dikehendaki, dan keadaan iklim dilokasi perkebunan yang bersangkutan. Untuk bahan tanaman Tife Dolok Sinumbah, Bah Jambi, SP-540, dan Yangambi dianjurkan menggunakan kerapatan tanaman antara 128-130 pohon/ha, sedangkan untuk Tife Lame adalah 143 pohon/ha. Pada daerah beriklim Relative Kering, dianjurkan untuk menggunakan kerapatan tanaman 143 pohon/ha.
Sistem jarak tanam yang digunakan umumnya adalah Segitiga Sama Sisi dengan jarak 9m x 9m x 9m. dengan system segitiga sama sisi ini, jarak utara selatan tanaman adalah 7,82 m dan jarak antara setiap tanaman adalah 9m. populasi (kerapatan)/ ha Tanaman adalah 143 pohon. Penanaman kelapa sawit dapat juga menggunakan jarak tanam 9,5 m x 9,5 m x 9,5 m dengan jarak tegak lurusnya (utara selatan) 8,2 m dan populasinya 128 pohon /ha. Untuk mencapai ketepatan pengajiran, pekerjaan harus dilakukan oleh pekerja yang terlatih dan terampil.

5.1.4        Lubang Tanam Dan Penanaman
Lubang tanaman harus dibuat terlebih dahulu sebelum penanaman agar tanah yang digali dan lubang tanam mengalami pengaruh iklim sehingga terjadi perbaikan tanah secara fisika ataupun kimia, dapat dilakukan pemeriksaan lubang baik ukurannya maupun jumlah perhektarnya.
Lubang tanam untuk kelapa sawit biasanya dibuat dengan ukuran 60cm x 60cm x 60 cm, tetapi ada juga yang hanya 50cm x 40cm x 40cm. pada saat menggali tanah, tanah atas ditaruh sebelah utara dan tanah bawah ditaru sebelah selatan lubang. Anjir ditancapkan disamping lubang dan bila lubang sudah siap selesai dibuat, anjir ditancapkan kembali ditengah-tengah lubang.
Apabila tanaman yang akan ditanam menurut garis tinggi (kontur) atau dibuat teras melingkari bukit, letak lubang tanam harus berada paling dekat 1,5 m dari sisi lereng. Untuk penanaman kelapa sawit yang melingkari bukti biasaanya dibuat teras-teras terebih dahulu  baik teras individual maupun kolektif.
Kegiatan yang dilaksanakan saat penanaman kelapa sawit adalah sebagi berikut;
a)         Mempersiapkan bibit di pembibitan utama
2 minggu sebelum tanam, bibit polybag diputar yaitu pemotongan akar yang menembus polibag agar pada saat pemindahan akar-akar tersebut telah beregenerasi. Sehari sebelum bibit ditanam, bibit didalam polybag disiram air agar kelembapan tanah dan persediaan air cukup sehingga bibit tidak mengalami kekeringan setelah dipindahkan kelapangan.
b)        Pengakutan bibit kelapangan
       Bibit kelapa sawit dipilah-pilah berdasarkan tife atau varietas dan umurnya. Pada umumnya bibit dipindahkan kelapangan pada umur 10-12 bulan, tapi ada juga yang dipindahkan pada umur diatas 12 bulan bila keadaan dilapangan menghendaki. Bibit dari persemaian utama didistribusikan keblok-blok kebun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.



c)         Menaruh bibit disetiap lubang
       Bibit kelapa sawit yang akan ditanam diletakkan disamping disetiap lubang sebanyak satu bibit sesuai dengan varietas atau tife dan umur bibit yang telah direncanakan.
d)        Persiapan lubang
Sebelum penanaman dilaksanakan, dasar lubang dipupuk dengan pupuk Agroblen atau rock pospat (CIRP) dan lubang tanam diisi tanah atas secukupnya sampai tercapai kedalam lubang setinggi polybag.
e)         Menanam bibit pada lubang
1.        Bagian dasar disayat, plastiknya dilepas, bagian kanan dan kiri disayat tegak lurus dari tepi atas polybag.
2.        Kantong polybag yang disayat diletakkan ditengah lubang secara berdiri tegak, dimasukkan secara pelan-pelan kemudian ditimbun dengan tanah dan tanah dipadatkan. Dosisi pupuk Agroblen yang berbarengan dengan penanaman diberikan perpohon sebanyak 250- 500 gr perlubang. Namun tergantung pada pertimbangan dilapangan.
3.        Tanah bawah digunakan untuk menutup lubang bagian atas dan kelebihannya disebarkan secara merata disekitar lubang tanaman dan dianjurkan pemberian mulsa untuk tanaman muda ini.
            Sehari setelah penanaman dilaksanakan, pekerja khusus, biasanya mandor kebun akan mengecek tanaman yang telah ditanam untuk melihat apabila ada penanaman yang telalu dangkal, terlalu dalam, miring, tergenang air atau bibit ditanam abnormal maka harus segera diatasi.
            Penanaman kelapa sawit sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan; yaitu setelah hujan turun secara teratur dan mencukupi ( > 250 mm selama periode 30 hari), apabila ada gangguan hama diatasi dengan insektisida.

5.1.5        Penutupan Tanah Dengan LCC
Penanaman tanaman penutup tanah biasa dilakukan pada perkebunan kelapa sawit. Tanaman penutup tanah adalah tanaman kacangan ( Legume Cover Crops) yang ditanam untuk menutup tanah yang tebuka diantara kelapa sawit karena belum berbentuk tajuk yang dapat menutup permukaan tanah. Penanaman kacangan penutup tanah bertujuan untuk memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia, dan biologi tanah mencegah terjadinya erosi, mempertahankan kelembapan tanah, dan menekan tumbuhan pengganggu (gulma), penanaman kacangan penutup tanah sebaiknya dilaksanakan segera setelah pembukaan lahan selesai dilaksanakan.
Jenis tanaman kacang yang digunakan adalah yang tumbuh menjalar dan bersifat bukan pesaing bagi tanaman pokok, cara perbanyakannya mudah dan pertumbuhannya cepat menghasilkan bahan organic yang banyak, dan mampu menekan tumbuhnya gulma. Jenis-jenis tanaman kacangan penutup tanah adalah Calopogonium caeruleum, Calopogonium mucunoides, Pueraria javanica, Pueraria phaseoloides, Centrocema pubescens, Psophocarphus palustries, Mucuna cochinchinensis.
Penanaman tanaman kacangan ini boleh dilaksanakan dengan menanam salah satu jenis atau secara campuran. Beberapa contoh komposisi campuran tanaman kacangan diantaranya sebagai berikut;
1.         Campuran antara Pueraria javanica, Centrocema pubescens, Psophocarphus palustries dengan kebutuhan benih berturut-turut 2 kg, 4 kg dan 4 kg perhektar lahan.
2.         Campuran antara Calopogonium caeruleum, Pueraria phaseoloides dan Calopogonium mucunoides dengan kebutuhan yang berturut-turut sebanyak 0,6 kg, 2,3 kg , dan 2,8 kg perhektar lahan.
Cara menanam tanaman kacang-kacangan dikebun kelapa sawit adalah sebagai berikut;
1.         Lahan yang akan ditanami kacang-kacangan disemprot dengan herbisida.
2.         Sebelum campuran benih ditanam, kacang tersebut dicampur dengan kompos Rhizobium secara merata.
3.         Penanaman biji kacangan dalam lubang dilakukan dengan cara ditugal dengan jarak 30 cm dan ditanam 4-5 biji perlubang.
4.         Biji kacangan ditanam dalam larikan; buat larikan 3- 5 jalur dalam satu gawangan searah dengan barisan tanaman, kemudian tanam benih kacang secukupnya dan tutup dengan tanah.
Untuk mendorong pertumbuhan kacangan dianjurkan agar pada waktu menanam kacangan tersebut dilakukan pemupukan tanah sepanjang larikan dengan pupuk rock pospathe sebanyak 125 kg/ha. Setelah 3-4 minggu kemudian, tanaman kacangan diberi pupuk NPK 63 kg/ha; setelah berumur 3 bulan dan 8 bulan diberi lagi pupuk rock pospathe masing-masing 250 kg/ha dan 125 kg/ha.
Pemeliharaan tanaman kacangan (LCC) dikebun kelapa sawit yaitu:
1.         Membangun kacangan (MO) yaitu membersihkan gulma yang menganggu kacangan dan membatasi pertumbuhan kacangan agar tidak menjalar kejalan atau ketanaman kelapa sawit.
2.         Memelihara kacangan (M1) yaitu mengusahakan agar areal tertutup tanaman kacangan secara sempurna dan areasl bebas dari rumput-rumputan serta gulma lainnya seperti sembung rambat (Mikania sp)

5.2 Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

5.2.1    Pemupukan
Banyak faktor yang mempengaruhi efesiensi dan efektivitas pemupukan. Untuk pertumbuhan yang sehat dan produksi yang tinggi tanaman membutuhkan unsur hara yang seimbang dan cukup tersedia di dalam tanah. Jika terjadi kekurangan hara maka pertumbuhan tanaman akan terhambat dan mengalami defesiensi hara tertentu (Ir. Risza, S. 1994).
            Pemupukan tanaman menghasilkan bertujuan untuk menyediakan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan generatif, sehingga diperoleh hasil yang optimal. Untuk menentukan dosis pupuk yang tepat, sebaiknya dilaksanakan analisis tanah dan daun terlebuh dahulu.  Dengan analisis tanah dan daun, maka ketersediaan unsur-unsur hara didalam tanah pada saat itu dapat diketahui dan keadaan hara terakhir yang ada pada tanaman dapat diketahui juga. Berdasarkan hasil analisis dapat ditentukan kebutuhan tanaman terhadap jenis-jenis unsur hara secara tepat, sehingga dapat ditetapkan dosis pemupukan yang harus diaplikasikan (Sedyamidjaja, D, 2006).
            Praktik pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim, yang tidak menguntungkan.  Selain itu pemupukan bermanfaat melengkapi persediaan unsur hara didalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi hingga akhirnya tercapai daya hasil (produksi) yang maksimal. Pupuk juga menggantikan unsur hara yang hilang karena pencucian dan terangkut (dikonversi) melalui produk yang dihasilkan (TBS) serta memperbaiki kondisi yang tidak menguntungkan atau mempertahankan kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit ( Pahan, I, 2006).
            Dari hasil pengamatan dilapangan PT. KMB BGA Wilayah I, SME divisi I dengan luas kebun 689,03 ha memilki tanaman kelapa sawit dengan tahun tanam 1999,2000,2002,20003, dan 2009 .
            Dalam melaksanakan kegiatan pemupukan seorang mandor pemupukan harus merencanakan jumlah pupuk yang akan dipupuk pada hari tersebut dengan jumlah tenaga kerja yang ada.

Prosedur keja harian seorang mandor pupuk adalah sebagai berikut:
  1. Mengikuti antrian pagi dengan asisten.
  2. Melakukan antrian pagi dengan karyawan langsir dan tabur disertai dengan pemberitahuan berapa jumlah pokok untuk setiap until pupuk.
  3. Memberitahukan kepada karyawan langsir dan tabur serta memeriksa takaran tabur yang digunakan.
  4. Bertanggung jawab mengumpulkan goni eks pupuk untuk setiap hancak mandoran yang diawasi.
  5. Mengawasi pelaksaan langsir dan tabur pupuk.
  6. Mengikuti breefing dengan kordinator mandor/ asisten untuk pekerjaan esok hari.
  7. Melaporkan prestasi kerja di BKM.
Selain mandor tenaga kerja pupuk harus memperhatikan 5 Sapta Pemupukan yaitu :
  1. Tepat dosis
Tabel 4. Rekomendasi dosis pupuk di PT. KMB BGA Wilayah I SME Divisi I Tahun 2010
Tahun Tanam
Pupuk Yang digunakan

Aplikasi I (Kg/Pokok)

Aplikasi II (Kg/Pokok)
 1999
Urea
1,25
1,00

guano
3,50
-

MOP
1,25
1,25

kieserit
1,75
-

chelated Zincoper
0,08
0,08

HGFB
0,10
0,10
2000
Urea
1,25
1,00

guano
3,50
-

MOP
1,25
1,25

kieserit
1,75
-

chelated Zincoper
0,08
0,08

HGFB
0,10
0,10
2002
Urea
1,15
1,00

guano
3,00
-

MOP
1,15
1,00

kieserit
1,5
-

chelated Zincoper
-
-

HGFB
0,10
0,10
2003
Urea
1,20
1,00

guano
3,00
-

MOP
1,25
1,00

kieserit
1,75
-

chelated Zincoper
0,08
0,08

HGFB
0,10
0,10
2009
Agroblen
0,35
-

Urea
0,50
-

guano
0,50
-

HGFB
0,30
-

  1. Tepat cara
Dalam pengaplikasian pupuk harus tepat cara yaitu penaburan pupuk pada tanah dengan jarak yang telah ditentukan sesuai dengan jenis pupuk seperti
a).        Pupuk guano diaplikasikan disusun pelepah untuk memacu pertumbuhan akar tersier dan kuarter.
b).        Pupuk urea dan mop diaplikasikan di pinggir  rumupukan pelepah pada piringan terluar dengan jarak 1,5 s/d 2 meter dari pokok.
c).        Pupuk urea, MOP, Kleserit diaplikasikan dengan jarak 1,5 s/d 2 meter dari pokok membentuk liter U, sedangkan pupuk HGFB dengan jarak 0,5 s/d 1 meter dari pokok.
d).        Pupuk mikro ( B dan Cu ) diaplikasikan dekat dengan pangkal batang dengan jarak 0,5 s/d 1 meter dari pokok, pupuk Cu dengan cara ditugal.
  3.  Tepat sasaran
Tepat sasaran artinya dalam pengaplikasian pupuk harus benar-benar diaplikasikan ketanah di sekitar tanaman pokok  baik dengan cara ditabur maupun di tugal kedalam tanah.
3.      Tepat waktu
Tebel 5. Bulan aplikasi pupuk untuk region iklim BGA wilayah I
Jenis pupuk
Bulan aflikasi region I
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Juli
Agt
Spt
Okt
Nop
Des
Guano
1 x











HGF-8

Rot 1




Rot 2





Chelated Zingcop

Rot 1




Rot 2





MOP




Rot 1
Rot 1


Rot 2
Rot 2


Urea




Rot 1
Rot 1


Rot 2
Rot 2


Kieserite


1 x